PERNIKUMUM

Pengajian Idul Adha 1444 H, Puspo Wardoyo Pertegas Makna Hijrah Sejatinya

LINTAS1, SOLO – Pengajian Idul Adha Wong Solo Group dan Takmir Masjid Al Hijrah Karangasem yang dilaksanakan di depan masjid tersebut yang dilanjutkan dengan makan bersama seluruh jamaah dan warga setempat. Jum’at (30/6/2023) malam.

Hidangan makan bersama 600 an pax jamaah dan warga Karangasem ini, diracik dan sepenuhnya dilakukan oleh Wong Solo Group, yang merupakan menu keseharian yang dijual di gerainya di ratusan cabang di seluruh Indonesia.

Takmir Masjid Al Hijrah Karangasem, Mas Pur menyampaikan, pelaksanaan pengajian dalam rangka Hari Raya Idul Adha yang
diselenggarakan Jum’at malam itu, mauidhoh hasanah semangat berkurban untuk kesejahteraan bersama.

Pada pengajian Idul Adha 1443 H di Masjid Al Hijrah Karangasem itu H. Puspo Wardoyo menceritakan, proses hijrahnya mulai dari perilaku hingga tempat tinggalnya, yang kemudian dihibahkan untuk masjid, yang sebelumnya hanya sebuah mushola.

Kala itu di kampung halamannya yakni Kelurahan Karangasem, Laweyan, Solo bertebaran perjudian, utamanya lotre dapat ditemui di sepanjang jalan menuju masjid Al Hijrah yang sekarang ini.

“Bahkan di Karangasem jalan menuju rumah saya banyak digelar penjual Nalo atau perjudian masa itu,” papar Puspo.

Pelan tapi pasti dilakukannya, merubah aktivitas negatif warga tersebut kearah yang lebih bermanfaat, perlahan warga diajak untuk meninggalkan kebiasaan berjudi.

Tidak mudah memang, tapi karena istiqomah mengajak kebaikan, maka kawasan di masjid Al Hijrah banyak yang diberi hidayah, banyak dari mereka meninggalkan kebatilan hijrah ke arah kebaikan

Hingga kini Puspo Wardoyo pun terus mendalami dan mengamalkan Al Qur’an. Tidak hanya sebatas hafidz semata.

“Sebenarnya akar dari masalah umat Islam belum maju, karena kondisi ekonominya belum stabil.,” ujarnya.

Perilaku konsumtif menjadi penyebab, bangsa ini tidak memiliki daya saing, selalu membeli dan tidak pernah berpikir untuk jualan.

Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Karangasem, Puspo Wardoyo pun mengajarinya berdagang.  Suporter permodalan hingga melakukanp pendampingan usaha hingga berhasil.

“Selain usaha, sedekah 30 persen dari keuntungan yang diperoleh, menjadi jalan lancarnya rizqi yang barokah, seperti yang selama ini saya lakukan,” pungkasnya memotivasi. (*/ray)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *